ALHAMDULILLAH
Oleh:
Aliyatul jannah
RADARBANGSA.COM
- Besyukur seorang santri atas karunia Allah SWT
Aliya
terlahir dari kesederhanaan, kekurangnan merupakan hal yang bisa menjadi
dirinya kuat dan tabah dalam menjalani
hidupnya rasa syukur yang sangat besar yang iya miliki. Kekurangan dan
kelebihan merupakan sebuah anugrah yang Allah SWT berikan pada setiap hambanya,
jika berbicara tentang kesempurnaan, takkan ada yang sempurna kecuali sang
khaliq. Dan ingat bahwa kita hanya sebatas hamba yang di ciptakan atas kebesarannya.
“kring – kring – kring” alarm berbunyi ku buka mata perlahan lahan
untuk menyesuaikan dengan cahaya ternyata jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari,
ku beranjak dari tempat tidurku untuk
melakukan rutinitas sebelum solat, berwudhuk .........
Allahhuakbar
ku memulai takbirotul ihrom, setengah jam berlalu setelah aku menyelesaikan
solat jamaah lantunan ayat suci Al – Qur’an ku senandukn sambil lalu menunggu
adzan subuh......
“teng
– teng – teng” terdengar suara bel yang sangnat nyaring, membuatku tergesa –
gesa untuk menuju madrasah yang tak jauh dari pesantren “fabiayyialairobbikumatukaddziban
“maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? “ air mataku luruh
membaca ayat yang mengingatkan semua yang pernah aku lakukan
“Aliya
,,,,,,,,” cepat cepat ku hapus air mata ku “ya sha “ aku menoleh dan melihat
sha sha di pintu kamar. Sha sha adalah teman sekamar ku di asrama dan dia juga
sahabat ku sejak aku di asrama
“kamu
di panggil ketua asrama di ruangannya”
“ada
apa ya sha?” aku bertanya
“aku
gak tau juga coba kamu langsung keruangannya”
“iya
sha, aku langsung keruangannya. Terimakasih”
“sama
– sama” ku lepas mukena dan memakai jilbabku, aku berjalan keruangan ketua
asrama seraya berdo’a semoga tidak
terjadi apa – apa.
Setelah sampai di depan ruangan
ketua ku ketok pintu itu dan terdengar suara mempersilahkanku masuk
“assalamualaikum
bu...”
“waalaikumsalam...
duduk Aliya”
“terimakasih
bu......”
“Aliya, saya memanggil kamu kesini karena ada sesuatu
yang akan saya sampaikan pada kamu. Kamu akan mewakilkan pesantren ini untuk
lomba pidato bahasa indonesia di surabaya, apa kamu siap?” tanya buk dewi
“insyaallah
saya siap bu” jawabku dengan perasaan senang , bagai mana tidak, itu adalah
keinginanku selama ini mewakili pesantren ku yang tercinta.
“insyaallah
saya akan berusaha dengan baik bu. Do’akan semoga saya menjadi yang terbaik
dalam lomba ini buk”
“saya
percaya dengan mu saya dan semua orang di sini mendoakan yang terbaik untuk
kamu. Ya sudah kamu bisa langsung ke kamar kamu” ucap buk dewi dengan tersenyum
“terimakasih
bu....saya permisi Assalamualaikum” ucap ku seraya menyalami tangannya
“waalaikum
salam”
Aku keluar dari ruangan bu dewi
dengan perasaan campur aduk. Senang karena aku bisa mewakili pesantren ku dan
merupakan keinginan terbesarku selama ini, tapi aku juga takut dan kawatir jika
aku mengecewakan semua orang.
“ya
Allah, mudahkanlah aku dalam menuntut ilmu” bisikku sembari mencari tempat
istirahat
“ibu
sehat yah?” tanyaku kepada ibu lewat telepon
“alhamdulillah
nak, semua sehat, maafkan bapak bulan ini
tidak bisa mengirim uang yang cukup buat mu. Sementara pakai dulu ya
nak. Insyallah jika ada rezeki akan ayah kirim uangnya” ujar ayah
“iya
yah tidak apa – apa insyaallah ini cukup yah” kataku pada ayah agar agar ia tak
mencemaskanku
“alhamdulillah”
ujar ayah
“ayah
aliya terpilih lomba pidato untuk
mewakili pesantren ke surabaya “
“alhamdulillah
ya allah selamat ya nak, jangan lupa
bersyukur kamu harus ingat ya nak kamu terpilih karena Allah SWT bukan karena
kepandaian dan kemampuan mu” ujar ayah kepada ku
“iya
ayah”
“semoga
Allah memudahkanmu dalam menuntut ilmu, ya sudah ayah tutup dulu
teleponnya,,,,wassalamualaikum”
“waalaikumsalam”
@ @ @ @
Setiap ada waktu luang, aku selalu
membaca ulang buku – buku ku. Aku belajar dan didampingi ustadz Imron beliau
adalah ustadz yang mengajari semua tema pidato santri di pesantren ku, beliau
sangat antusias dengan ini
Hari yang di tunggu – tunggu pun
telah tiba. Aku berangkat dari pesantren dengan ustadz Imron. Beliau di pilih
bu dewi untuk mengantarkanku mengikuti lomba ini. Sesampainya di sana kita
langsung menuju aula di sebuah hotel di surabaya. Aku langsung mendaftarkan
diri dan mendapat urutan 53. Aku duduk di tempat yang di sediakan, aku duduk di
sebelah laki – laki. Mungkin laki – laki ini juga mengikuti lomba yang sama
dengan ku. Aku kembali membuka teks pidato untuk memperoleh bacaan ku
“Al,,,,,,,,,,,,,,”deg,
suara itu suara yang sudah hampir aku lupakan. Suara yang tidak ingin aku
dengar.
Aku
menoleh dan menemukan laki – laki itu di sampingku. Tak sengaja manik mataku
bertemu dengan manik matanya seketika aku tertegun. Aku bertemu dengan orang
yang paling aku hindari. Mungkin aku sudah hampir melupakannya. Rio adalah
sahabat kecil ku
“Al,,,,”
dia memanggil ku lagi seketika aku sadar dari lamunanku dan aku menundukkan
kepala ku
“Al,,,,,”
panggil dia lagi
“iya,,,”
aku mengankat kepala ku
“kamu
ikut lomba juga? “ tanya Rio
“iya,,,,
kamu?” tanya ku
“iya
kau juga ikut lomba disini “
“aku
senang kita bertemu lagi “ ucap Rio dengan tersenyum
“iya...”
Acarapun di mulai, semuanya ikut
dalam suasana hening ini. Semua larut dalam acara ini. Satu persatu peserta
menampilkan kemampuannya dengan baik. Aku jadi minder, karena aku mengakui
kemampuan mereka tidak bisa di ragukan sampai saat nya, giliran ku tampil
“Al.....
semoga menang” teriak RIO
“iya,
terimakasih”
Aku
melangkah dengan hati berat, pasalnya ini adalah pertama ku ikut lomba dalam
provinsi. Serasa hening ikut larut dalam setiap kalimat yang ku lantunkan.
“wassalamualakum
waroh matuaallahhi wabarokatuh” aku akhiri dengan hati yang berdebar semua orang
bertepuk tangan dengan riuh saat aku mengakhiri pidato ku. Aku bernafas lega, beban yang berada di pundakku telah gugur
dengan tepuk tangan itu, aku melangkah dan kembali ke tempat duduk ku
“tema
pidatonya sangat bagus Al...”
“pidatomu
juga bagus Rio,,”
“aku
yakin kamu pemenangnya”
“Semoga
Allah mengabulkannya”
“bisa
kita bicara? Ini penting Aliya “ Rio memohon
Sejenak aku memikirkannya. Disisi
lain aku tidak ingin bertemu dan berbicara
dengannya tapi disisi lain aku aku juga kasihan padanya
“al....
aku mohon “ pintanya dengan memelas
“baiklah
selesai acara ini saja”
“Nantik
di taman ya”
“iya”
Kita kembali larut dengan acara ini.
Sampai saatnya pengumuman pemenang diumumkan. Seketika hatiku merasa senang dan
bahagia ketika namaku di panggil sebagai pemenang dalam lomba ini. Aku
melangkah dengan perasaan yang membuncah. Trophy dan piagam kini telah
kugenggam. Bersyukur kepada allah swt. Atas karunia yang telah diberikan.
Aku mendapatkan selamat dari semua
orang terutama ustadz imron, beliau sangat bahagia atas prestasi yang ku raih.
Ustadz imron langsung menghubungi orang pesantren. Aku bahagia melihat ustadz
imron bahagia. Ketika aku sedang menunggu ustadz imron menelepon ku lihat rio berjalan kearahku. Dia tersenyum
padaku
“selamat
Al....kamu juara dalam lomba ini “
“terimakasih
Rio munkin ini sudah rezeki dari Allah, jangan menyerah insyaallah suatu saat
nanti kamu bisa, harus punya keyakinan yang kuat...”
“terimakasih
Al......”
Aku
tersenyum mananggapinya. Seketika hening , aku bingung mau mulai pembicaraan.
Sampai ketika....
“Al.......”
“iya
Rio”
“bisa
kita bicara”
“Bicara
tentang apa?”
“aku
mencintaimu Al....”
Aku
terdiam nafas ku tercekat di tenggorokan
“aku
tahu ini membuatmu bingung. Aku juga tidak bisa membohongi perasaan ku pada mu
Al. Dari dulu aku sudah memiliki perasaan padamu tapi aku menyembunyikannya.
Aku minta maaf untuk perbuatan yang menyakitimu dulu. Untuk sekarang aku tidak
meminta mu untuk menjawabnya. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku mencintaimu.
Setelah aku sukses nanti, aku akan datang kepada orang tua mu, untuk memintamu
menjadi pendamping hidup ku. Aku berharap kamu menunggu ku Al,,,,,,,,
Aku
terdiam mencerna kalimatnya
“di
setiap sujudku ku sebut nama mu di dalam do’a ku, Rio jika kita berjodoh kita
akan bertemu suatusaat nanti. Entah itu kapan, karena jodoh akan menemukan
jalannya untuk kembali”
Rio
tersenyum dengan jawabanku “terimakasih Al......ku harap kita berjodoh”
Aku
tersenyum
Hari sudah terlampau sore, mentari
sebentarlagi akan tenggelam. Aku pamit pada Rio untuk kembali ke ustadz Imron.
Ustadz Imron sudah selesai dengan telvonnya dan mengajakku pulang. Dalam
perjalanan aku bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmatnya pada ku.
Terimakasih ya Allah atas semua nikmat yang telah engkau berikan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillah kehidupan yang sangat indah di pesantren
BalasHapusAlhamdulillah sangat luarbiasa..... Mungkin ini sudah takdir dari allah
BalasHapusCerpen yang singkat tapi sangat menarik untuk dibaca. Seorang santri yang menimba ilmu di Pesantren dengan kesederhanaan dan qonaah, sampai pada akhirnya bisa menjadi juara. Merupakan cerita yang bisa menjadi motivasi bagi para santri untuk tidak terlalu pesimis dengan kehidupan dunianya.
BalasHapusSesuatu kekurangan bukan lah suatu alasan orang untuk menjadi pesimis tapi melainkan menjadikan kekurangan nya menjadi kelebihan nya dalam hal apapun contoh tersebut sudah jelas dalam cerpen yang singkat ini Subhanallah semoga bermanfaat ke depannya.
BalasHapusTerimakasih. .
BalasHapusSemoga di ijabah oleh ALLAH.. .
Terimakasih.. .
BalasHapusDoakan semoga terpilih
Cerpen yg menarik dan memotivasi bagi kita yg menimba ilmu di pesantren untuk terus semangat belajar,ikhlas dan sabar..karena kesuksesan tidak akan ada untuk mereka yg tidak mau berusaha..
BalasHapusSangat luar biasa ke hidupan di pesantren.....semoga apa yang di impikan tercapai....
BalasHapusSubhanallah.. Cerpen yg bagus dan menarik untuk di baca. Smoga bsa menjadi motivasi bagi seorang santri
BalasHapusSmoga terpilih
Subhanallah.. Cerpen yg bagus dan menarik untuk di baca. Smoga bsa menjadi motivasi bagi seorang santri
BalasHapusSmoga terpilih
Amin...
BalasHapusTerimakah ya kak
Subahanallah
BalasHapuscerpen yang sangat menarik,
semoga dapat memotivasi para pembaca
Subahanallah
BalasHapuscerpen yang sangat menarik,
semoga dapat memotivasi para pembaca
Amin.. . Amin. .
BalasHapusSemoga dapat memotivasi para pembaca
Waaw, menarik .... cerpen yang mengingatkan aku pada sesuatu .... sungguh sangat bermanfat
BalasHapusTerimakasih....
BalasHapusSemoga bermanfaat bagi pembaca...
Makasih ya
Cerita yang sangat menarik,yang menceritakan kehidupan di pesantren.mengajarkan kita untuk selalu sabar,qanaah,tawakal,dan selalu bersyukur.dalam cerita ini,saya mendapatkan sesuatu yang positif untuk ditanamkan dalam diri saya.
BalasHapusAlhamdulillah . . .. Terimakasih.. .
BalasHapus