Senin, 12 November 2018

ALHAMDULILLAH


ALHAMDULILLAH                                                                                                    

Oleh: Aliyatul jannah

RADARBANGSA.COM ­- Besyukur seorang santri atas karunia Allah SWT
Aliya terlahir dari kesederhanaan, kekurangnan merupakan hal yang bisa menjadi dirinya kuat dan tabah dalam  menjalani hidupnya rasa syukur yang sangat besar yang iya miliki. Kekurangan dan kelebihan merupakan sebuah anugrah yang Allah SWT berikan pada setiap hambanya, jika berbicara tentang kesempurnaan, takkan ada yang sempurna kecuali sang khaliq. Dan ingat bahwa kita hanya sebatas hamba yang di ciptakan atas kebesarannya.

“kring – kring – kring” alarm berbunyi ku buka mata perlahan lahan untuk menyesuaikan dengan cahaya ternyata jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari,  ku beranjak dari tempat tidurku untuk melakukan rutinitas sebelum solat, berwudhuk .........
Allahhuakbar ku memulai takbirotul ihrom, setengah jam berlalu setelah aku menyelesaikan solat jamaah lantunan ayat suci Al – Qur’an ku senandukn sambil lalu menunggu adzan subuh......
“teng – teng – teng” terdengar suara bel yang sangnat nyaring, membuatku tergesa – gesa untuk menuju madrasah yang tak jauh dari pesantren “fabiayyialairobbikumatukaddziban “maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? “ air mataku luruh membaca ayat yang mengingatkan semua yang pernah aku lakukan
“Aliya ,,,,,,,,” cepat cepat ku hapus air mata ku “ya sha “ aku menoleh dan melihat sha sha di pintu kamar. Sha sha adalah teman sekamar ku di asrama dan dia juga sahabat ku sejak aku di asrama
“kamu di panggil ketua asrama di ruangannya”
“ada apa ya sha?” aku bertanya
“aku gak tau juga coba kamu langsung keruangannya”
“iya sha, aku langsung keruangannya. Terimakasih”
“sama – sama” ku lepas mukena dan memakai jilbabku, aku berjalan keruangan ketua asrama seraya berdo’a  semoga tidak terjadi apa – apa.
            Setelah sampai di depan ruangan ketua ku ketok pintu itu dan terdengar suara mempersilahkanku masuk
“assalamualaikum bu...”
“waalaikumsalam... duduk Aliya”
“terimakasih bu......”
“Aliya,  saya memanggil kamu kesini karena ada sesuatu yang akan saya sampaikan pada kamu. Kamu akan mewakilkan pesantren ini untuk lomba pidato bahasa indonesia di surabaya, apa kamu siap?” tanya buk dewi
“insyaallah saya siap bu” jawabku dengan perasaan senang , bagai mana tidak, itu adalah keinginanku selama ini mewakili pesantren ku yang tercinta.
“insyaallah saya akan berusaha dengan baik bu. Do’akan semoga saya menjadi yang terbaik dalam lomba ini buk”
“saya percaya dengan mu saya dan semua orang di sini mendoakan yang terbaik untuk kamu. Ya sudah kamu bisa langsung ke kamar kamu” ucap buk dewi dengan tersenyum
“terimakasih bu....saya permisi Assalamualaikum” ucap ku seraya menyalami tangannya
“waalaikum salam”
            Aku keluar dari ruangan bu dewi dengan perasaan campur aduk. Senang karena aku bisa mewakili pesantren ku dan merupakan keinginan terbesarku selama ini, tapi aku juga takut dan kawatir jika aku mengecewakan semua orang.
“ya Allah, mudahkanlah aku dalam menuntut ilmu” bisikku sembari mencari tempat istirahat
“ibu sehat yah?” tanyaku kepada ibu lewat telepon
“alhamdulillah nak, semua sehat, maafkan bapak bulan ini  tidak bisa mengirim uang yang cukup buat mu. Sementara pakai dulu ya nak. Insyallah jika ada rezeki akan ayah kirim uangnya” ujar ayah
“iya yah tidak apa – apa insyaallah ini cukup yah” kataku pada ayah agar agar ia tak mencemaskanku
“alhamdulillah” ujar ayah
“ayah aliya terpilih  lomba pidato untuk mewakili pesantren ke surabaya “
“alhamdulillah ya allah selamat ya nak,  jangan lupa bersyukur kamu harus ingat ya nak kamu terpilih karena Allah SWT bukan karena kepandaian dan kemampuan mu” ujar ayah kepada ku
“iya ayah”
“semoga Allah memudahkanmu dalam menuntut ilmu, ya sudah ayah tutup dulu teleponnya,,,,wassalamualaikum”
“waalaikumsalam”
                                    @        @        @        @
            Setiap ada waktu luang, aku selalu membaca ulang buku – buku ku. Aku belajar dan didampingi ustadz Imron beliau adalah ustadz yang mengajari semua tema pidato santri di pesantren ku, beliau sangat antusias dengan ini
            Hari yang di tunggu – tunggu pun telah tiba. Aku berangkat dari pesantren dengan ustadz Imron. Beliau di pilih bu dewi untuk mengantarkanku mengikuti lomba ini. Sesampainya di sana kita langsung menuju aula di sebuah hotel di surabaya. Aku langsung mendaftarkan diri dan mendapat urutan 53. Aku duduk di tempat yang di sediakan, aku duduk di sebelah laki – laki. Mungkin laki – laki ini juga mengikuti lomba yang sama dengan ku. Aku kembali membuka teks pidato untuk memperoleh bacaan ku
“Al,,,,,,,,,,,,,,”deg, suara itu suara yang sudah hampir aku lupakan. Suara yang tidak ingin aku dengar.
Aku menoleh dan menemukan laki – laki itu di sampingku. Tak sengaja manik mataku bertemu dengan manik matanya seketika aku tertegun. Aku bertemu dengan orang yang paling aku hindari. Mungkin aku sudah hampir melupakannya. Rio adalah sahabat kecil ku
“Al,,,,” dia memanggil ku lagi seketika aku sadar dari lamunanku dan aku menundukkan kepala ku
“Al,,,,,” panggil dia lagi
“iya,,,” aku mengankat kepala ku
“kamu ikut lomba juga? “ tanya Rio
“iya,,,, kamu?” tanya ku
“iya kau juga ikut lomba disini “
“aku senang kita bertemu lagi “ ucap Rio dengan tersenyum
“iya...”
            Acarapun di mulai, semuanya ikut dalam suasana hening ini. Semua larut dalam acara ini. Satu persatu peserta menampilkan kemampuannya dengan baik. Aku jadi minder, karena aku mengakui kemampuan mereka tidak bisa di ragukan sampai saat nya, giliran ku tampil
“Al..... semoga menang” teriak RIO
“iya, terimakasih”
Aku melangkah dengan hati berat, pasalnya ini adalah pertama ku ikut lomba dalam provinsi. Serasa hening ikut larut dalam setiap kalimat yang ku lantunkan.
“wassalamualakum waroh matuaallahhi wabarokatuh” aku akhiri dengan hati yang berdebar semua orang bertepuk tangan dengan riuh saat aku mengakhiri pidato ku. Aku bernafas lega,  beban yang berada di pundakku telah gugur dengan tepuk tangan itu, aku melangkah dan kembali ke tempat duduk ku
“tema pidatonya sangat bagus Al...”
“pidatomu juga bagus Rio,,”
“aku yakin kamu pemenangnya”
“Semoga Allah mengabulkannya”
“bisa kita bicara? Ini penting Aliya “ Rio memohon
            Sejenak aku memikirkannya. Disisi lain  aku tidak ingin bertemu dan berbicara dengannya tapi disisi lain aku aku juga kasihan padanya
“al.... aku mohon “ pintanya dengan memelas
“baiklah selesai  acara ini saja”
“Nantik di taman ya”
“iya”
            Kita kembali larut dengan acara ini. Sampai saatnya pengumuman pemenang diumumkan. Seketika hatiku merasa senang dan bahagia ketika namaku di panggil sebagai pemenang dalam lomba ini. Aku melangkah dengan perasaan yang membuncah. Trophy dan piagam kini telah kugenggam. Bersyukur kepada allah swt. Atas karunia yang telah diberikan.
            Aku mendapatkan selamat dari semua orang terutama ustadz imron, beliau sangat bahagia atas prestasi yang ku raih. Ustadz imron langsung menghubungi orang pesantren. Aku bahagia melihat ustadz imron bahagia. Ketika aku sedang menunggu ustadz imron menelepon  ku lihat rio berjalan kearahku. Dia tersenyum padaku
“selamat Al....kamu juara dalam lomba ini “
“terimakasih Rio munkin ini sudah rezeki dari Allah, jangan menyerah insyaallah suatu saat nanti kamu bisa, harus punya keyakinan yang kuat...”
“terimakasih Al......”
Aku tersenyum mananggapinya. Seketika hening , aku bingung mau mulai pembicaraan. Sampai ketika....
“Al.......”
“iya Rio”
“bisa kita bicara”
“Bicara tentang apa?”
“aku mencintaimu Al....”
Aku terdiam nafas ku tercekat di tenggorokan
“aku tahu ini membuatmu bingung. Aku juga tidak bisa membohongi perasaan ku pada mu Al. Dari dulu aku sudah memiliki perasaan padamu tapi aku menyembunyikannya. Aku minta maaf untuk perbuatan yang menyakitimu dulu. Untuk sekarang aku tidak meminta mu untuk menjawabnya. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku mencintaimu. Setelah aku sukses nanti, aku akan datang kepada orang tua mu, untuk memintamu menjadi pendamping hidup ku. Aku berharap kamu menunggu ku Al,,,,,,,,
Aku terdiam mencerna kalimatnya
“di setiap sujudku ku sebut nama mu di dalam do’a ku, Rio jika kita berjodoh kita akan bertemu suatusaat nanti. Entah itu kapan, karena jodoh akan menemukan jalannya untuk kembali”
Rio tersenyum dengan jawabanku “terimakasih Al......ku harap kita berjodoh”
Aku tersenyum
            Hari sudah terlampau sore, mentari sebentarlagi akan tenggelam. Aku pamit pada Rio untuk kembali ke ustadz Imron. Ustadz Imron sudah selesai dengan telvonnya dan mengajakku pulang. Dalam perjalanan aku bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmatnya pada ku. Terimakasih ya Allah atas semua nikmat yang telah engkau berikan.




19 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah kehidupan yang sangat indah di pesantren

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah sangat luarbiasa..... Mungkin ini sudah takdir dari allah

    BalasHapus
  4. Cerpen yang singkat tapi sangat menarik untuk dibaca. Seorang santri yang menimba ilmu di Pesantren dengan kesederhanaan dan qonaah, sampai pada akhirnya bisa menjadi juara. Merupakan cerita yang bisa menjadi motivasi bagi para santri untuk tidak terlalu pesimis dengan kehidupan dunianya.

    BalasHapus
  5. Sesuatu kekurangan bukan lah suatu alasan orang untuk menjadi pesimis tapi melainkan menjadikan kekurangan nya menjadi kelebihan nya dalam hal apapun contoh tersebut sudah jelas dalam cerpen yang singkat ini Subhanallah semoga bermanfaat ke depannya.

    BalasHapus
  6. Terimakasih. .
    Semoga di ijabah oleh ALLAH.. .

    BalasHapus
  7. Terimakasih.. .
    Doakan semoga terpilih

    BalasHapus
  8. Cerpen yg menarik dan memotivasi bagi kita yg menimba ilmu di pesantren untuk terus semangat belajar,ikhlas dan sabar..karena kesuksesan tidak akan ada untuk mereka yg tidak mau berusaha..

    BalasHapus
  9. Sangat luar biasa ke hidupan di pesantren.....semoga apa yang di impikan tercapai....

    BalasHapus
  10. Subhanallah.. Cerpen yg bagus dan menarik untuk di baca. Smoga bsa menjadi motivasi bagi seorang santri
    Smoga terpilih

    BalasHapus
  11. Subhanallah.. Cerpen yg bagus dan menarik untuk di baca. Smoga bsa menjadi motivasi bagi seorang santri
    Smoga terpilih

    BalasHapus
  12. Subahanallah
    cerpen yang sangat menarik,
    semoga dapat memotivasi para pembaca

    BalasHapus
  13. Subahanallah
    cerpen yang sangat menarik,
    semoga dapat memotivasi para pembaca

    BalasHapus
  14. Amin.. . Amin. .
    Semoga dapat memotivasi para pembaca

    BalasHapus
  15. Waaw, menarik .... cerpen yang mengingatkan aku pada sesuatu .... sungguh sangat bermanfat

    BalasHapus
  16. Terimakasih....
    Semoga bermanfaat bagi pembaca...
    Makasih ya

    BalasHapus
  17. Cerita yang sangat menarik,yang menceritakan kehidupan di pesantren.mengajarkan kita untuk selalu sabar,qanaah,tawakal,dan selalu bersyukur.dalam cerita ini,saya mendapatkan sesuatu yang positif untuk ditanamkan dalam diri saya.

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah . . .. Terimakasih.. .

    BalasHapus

ALHAMDULILLAH                                                                                                      Oleh: Aliyatul jann...